Selasa, 26 Maret 2013

Jenis-Jenis Ekosistem (Tugas 02)



I.            PENDAHULUAN
Ekosistem adalah asosiasi berbagai jenis makhluk hidup (komunitas) dan lingkungan fisiknya yang dihubungkan oleh aliran energy dan daur materi.
Beberapa waktu terakhir media massa di Indonesia diwarnai kemuraman berita banjir dan tanah longsor yang terjadi di beberapa daerah. Banjir akibat pasang air laut yang terjadi di utara Jakarta belum surut ketika banjir menerjang Solo, Sragen, Ngawi, Madiun, Ponorogo, Lamongan, Bojonegoro, dan Malang, dan tanah longsor merenggut puluhan korban jiwa di Tawangmangu pada akhir Desember 2007. Entah berapa besar kerugian yang harus ditanggung akibat bencana ini. Terhenyak rasanya melihat kenyataan bahwa daerah yang tahun-tahun sebelumnya tidak dilanda banjir pun saat ini diterjang banjir. Belum hilang pula dari ingatan kita banjir besar yang melanda ibukota Jakarta awal Februari 2007 yang lalu yang menyebabkan kerugian triliunan rupiah, kini awal Februari 2008 Jakarta pun kembali menjadi kubangan raksasa. Sepertinya negeri ini tak putus-putusnya dilanda bencana. Bencana banjir yang kejadiannya semakin meluas di negeri ini sesungguhnya dengan bantuan ilmu pengetahuan dan teknologi dapat diketahui dan diprediksi sebab akibatnya. Ada banyak faktor penyebab banjir, diantaranya adalah perubahan iklim dan ketidakseimbangan ekosistem akibat perilaku manusia yang tidak bijaksana dalam mengelola sumberdaya alam dan lingkungannya.
Sebuah ekosistem adalah level paling kompleks dari sebuah organisasi alam. Ekosistem terbentuk dari sebuah komunitas dan lingkungan abiotiknya seperti iklim, tanah, air, udara, nutrien dan energi. Ahli ekologi sistem adalah mereka yang mencoba menghubungkan bersama beberapa perbedaan aktifitas fisika dan biologi di dalam suatu lingkungan. Penelitian mereka seringkali terfokus pada aliran energi dan perputaran material-material yang ada di dalam sebuah ekosistem. Mereka biasanya menggunakan komputer yang canggih untuk membantu memahami data-data yang dikumpulkan dari penelitian di lapangan dan untuk memprediksi perkembangan yang akan terjadi.
Para ahli ekologi mengkategorikan elemen-elemen yang membentuk atau yang memberi efek pada sebuah ekosistem menjadi 6 bagian utama berdasarkan para aliran energi dan nutrien yang mengalir pada sistem:

1.      Matahari
2.      Bahan-bahan anorganik
3.      Produsen
4.      Konsumen Pertama
5.      Konsumen Kedua
6.      Pengurai

Sebuah ekosistem yang sederhana dapat digambarkan seperti berikut. Matahari menyediakan energi yang hampir dibutuhkan semua produsen untuk membuat makanan. Produsen terdiri dari tanaman-tanaman hijau seperti rumput dan pohon yang membuat makanan melalui proses fotosintesis. Tanaman juga membutuhkan bahan-bahan abiotik seperti air dan pospor untuk tumbuh. Yang termasuk konsumen pertama diantaranya tikus, kelinci, belalang dan binatang pemakan tumbuhan lainnya. Ular, macan dan konsumen kedua lainnya atau yang biasa disebut dengan predator adalah pemakan binatang. Pengurai seperti jamur dan bakteri, menghancurkan tanaman dan binatang yang telah mati menjadi nutrien-nutrien sederhana. Nutrien-nutrien tersebut kembali ke dalam tanah dan digunakan kembali oleh tanaman-tanaman.
Tingkatan-tingkatan energi yang berkesinambungan yang berlangsung dalam bentuk makanan ini disebut rantai makanan. Di dalam sebuah rantai makanan yang sederhana rumput adalah produsen, konsumen pertama seperti kelinci memakan rumput. Kelinci selanjutnya dimakan oleh konsumen kedua misalnya ular atau macan. Bakteri pengurai menghancurkan sisa-sisa rumput yang mati, kelinci, ular, dan macan yang tidak termakan, sama halnya seperti menghancurkan kotoran binatang.
Sebagian besar ekosistem memiliki suatu variasi produsen, konsumen dan pengurai yang membentuk sebuah rantai makanan yang saling tumpang tindih yang dinamakan jaringan makanan. Jaringan-jaringan makanan terutama sekali terdapat di ekosistem wilayah tropis dan ekosistem lautan.
Beberapa spesies makan banyak jenis makanan tetapi ada juga yang membutuhkan makanan yang khusus. Konsumen pertama seperti koala dan panda terutama makan satu jenis tanaman. Makanan utama koala adalah eucalyptus dan makanan utama panda adalah bambu. Jika tanaman-tanaman ini mati maka kedua binatang tersebut juga ikut mati.

Energi yang berpindah melalui sebuah ekosistem berada dalam sebuah urutan transformasi. Pertama produsen merubah sinar matahari menjadi energi kimia yang disimpan di dalam protoplasma (sel-sel tumbuhan) di dalam tanaman. Selanjutnya konsumen pertama memakan tanaman, merubah energi menjadi bentuk energi kimia yang berbeda yang disimpan di dalam sel-sel tubuh. Energi ini berubah kembali ketika konsumen kedua makan konsumen pertama.
Sebagian besar organisme memiliki efisiensi ekologi yang rendah. Ini berarti mereka hanya dapat merubah sedikit bagian dari energi yang tersedia bagi mereka untuk disimpan menjadi energi kimia. Contohnya tanaman-tanaman hijau hanya dapat merubah sekitar 0,1 hingga 1 % tenaga matahari yang mencapainya ke dalam protoplasma. Sebagian besar energi yang tertangkap di bakar untuk pertumbuhan tanaman dan lepas ke dalam lingkungan sebagai panas. Begitu juga herbivora atau binatang pemakan tumbuhan dan karnivora binatang pemakan daging merubah energi ke dalam sel-sel tubuh hanya sekitar 10 hingga 20 % dari energi yang dihasilkan oleh makanan yang mereka makan.
Karena begitu banyaknya energi yang lepas sebagai panas pada setiap langkah dari rantai makanan, semua ekosistem mengembangkan sebuah piramida energi. Tanaman sebagai produsen menempati bagian dasar piramid, herbivora (konsumen pertama) membentuk bagian berikutnya, dan karnivora (komsumen kedua) membentuk puncak piramida. Piramid tersebut mencerminkan kenyataan bahwa banyak energi yang melewati tanaman dibandingkan dengan herbivora, dan lebih banyak yang melalui herbivora dibandingkan dengan karnivora.
Di dalam ekosistem-ekosistem daratan piramida energi tersebut menghasilkan sebuah piramida biomasa (berat). Ini berarti bahwa berat total dari tanaman-tanaman adalah lebih besar dibandingkan dengan berat total herbivora yang melampaui berat total karnivora. Tetapi di dalam lautan biomasa (berat) tanaman-tanaman dan binatang-binatang adalah sama.
Ahli-ahli ekologi mengumpulkan informasi pada sebuah piramida biomasa pada Isle Royale. Mereka meneliti hubungan piramida diantara tanaman, rusa dan serigala. Dalam sebuah penelitian mereka menemukan bahwa diperlukan tanaman seberat 346 kg untuk makanan rusa seberat 27 kg. Rusa seberat inilah yang diperlukan untuk makanan serigala seberat 0,45 kg.
Perputaran material-material
Semua benda hidup terdiri dari unsur-unsur kimia tertentu dan senyawa-senyawa kimia. Diantaranya adalah air, karbon, hidrogen, nitrogen, oksigen, fospor dan sulfur. Semua material-material ini berputar melalui ekosistem secara terus menerus. Perputaran fospor misalnya, semua organisme membutuhkan fospor. Tanaman mengambil senyawa fospor dari dalam tanah dan binatang memperoleh fospor dari tanaman dan binatang lainya yang dimakan. Pengurai mengembalikan fospor ke dalam tanah setelah tanaman dan binatang mati.

Di alam ekosistem-ekosistem yang tidak terganggu jumlah fosfor adalah tetap, tetapi ketika sebuah ekosistem terganggu terutama oleh aktifitas manusia, fospor seringkali bocor keluar. Hal ini akan mengurangi kemampuan ekosistem untuk mendukung kehidupan tanaman. Salah satu contoh adalah ketika manusia merubah hutan menjadi lahan pertanian. Dengan tidak adanya hutan yang melindungi maka fospor hanyut bersama tanah dan tersapu ke dalam sungai atau danau. Hal ini sangat mengganggu pertumbuhan algae. Pada akhirnya fospor terjebak di dalam endapan lumpur di dasar danau atau lautan. Karena kehilangan fospor maka petani harus membeli pupuk yang mahal untuk mengembalikan unsur fospor tersebut kedalam tanah

Perubahan ekosistem muncul setiap hari, secara musiman dan ketika terjadi suksesi (peralihan) ekologi sepanjang masa. Kadangkala perubahan terjadi secara berulang-ulang dan secara mendadak, seperti ketika terjadi kebakaran hutan atau ombak tsunami yang menyapu pantai. Perubahan yang paling terjadi dari hari ke hari terutama pada lingkaran nutrien, yang tidak kelihatan sekali, ekosistem-ekosistem kelihatannya cenderung stabil. Kestabilan yang nyata diantara tanaman dan binatang dan lingkungannya disebut keseimbangan alam.
II.         TUJUAN
Adapun tujuan penulisan makalah ini yaitu untuk mengetahui jenis-jenis ekosistem yang ada di bumi serta untuk mengetahui cara bagaimana agar jenis-jenis ekosistem ini dapat dijaga dengan baik.

III.        TINJAUAN PUSTAKA
Secara garis besar ekosistem dibedakan menjadi ekosistem darat dan ekosistem perairan.
1.      Ekosistem  Daratan.

Ekosistem darat ialah ekosistem yang lingkungan fisiknya berupa daratan. Berdasarkan letak geografisnya (garis lintangnya), ekosistem darat dibedakan menjadi beberapa bioma, yaitu sebagai berikut.
a)      Bioma gurun
Di gurun dijumpai pula tumbuhan menahun berdaun seperti duri contohnya kaktus, atau tak berdaun dan memiliki akar panjang serta mempunyai jaringan untuk menyimpan air. Hewan yang hidup di gurun antara lain rodentia, ular, kadal, katak, dan kalajengking.
b)      Bioma padang rumput
Tumbuhan yang ada terdiri atas tumbuhan terna (herbs) dan rumput yang keduanya tergantung pada kelembapan. Hewannya antara lain: bison, zebra, singa, anjing liar, serigala, gajah, jerapah, kangguru, serangga, tikus dan ular
c)      Bioma Hutan Basah
Dalam hutan basah tropika sering terdapat tumbuhan khas, yaitu liana (rotan), kaktus, dan anggrek sebagai epifit. Hewannya antara lain, kera, burung, badak, babi hutan, harimau, dan burung hantu.
d)     Bioma hutan gugur
Terdapat di daerah yang mengalami empat musim (dingin, semi, panas, dan gugur). Jenis pohon sedikit (10 s/d 20) dan tidak terlalu rapat. Hewannya antara lain rusa, beruang, rubah, bajing, burung pelatuk, dan rakoon (sebangsa luwak).
e)      Bioma taiga
Biasanya taiga merupakan hutan yang tersusun atas satu spesies seperti konifer, pinus, dap sejenisnya. Semak dan tumbuhan basah sedikit sekali. Hewannya antara lain moose, beruang hitam, ajag, dan burung-burung yang bermigrasi ke selatan pada musim gugur.
f)       Bioma tundra
Contoh tumbuhan yang dominan adalah Sphagnum, liken, tumbuhan biji semusim, tumbuhan kayu yang pendek, dan rumput. Pada umumnya, tumbuhannya mampu beradaptasi dengan keadaan yang dingin.  Hewan yang hidup di daerah ini ada yang menetap dan ada yang datang pada musim panas, semuanya berdarah panas. Hewan yang menetap memiliki rambut atau bulu yang tebal, contohnya muscox, rusa kutub, beruang kutub, dan insekta terutama nyamuk dan lalat hitam.

2.      Ekosistem Perairan.

Ekosistem perairan dibedakan atas ekosistem air tawar, ekosistem air Laut, ekosistem estuary (muara), ekosistem pantai, ekosistem sungai, ekosistem terumbu karang, ekosistem laut dalam dan ekosistem lamun.
a)      Ekosistem Air Tawar   
Ciri-ciri ekosistem air tawar antara lain variasi suhu tidak menyolok, penetrasi cahaya kurang, dan terpengaruh oleh iklim dan cuaca. Macam tumbuhan yang terbanyak adalah jenis ganggang, sedangkan lainnya tumbuhan biji. Hampir semua filum hewan terdapat dalam air tawar. Organisme yang hidup di air tawar pada umumnya telah beradaptasi.
b)      Ekosistem Laut 
Habitat laut (oseanik) ditandai oleh salinitas (kadar garam) yang tinggi dengan ion CI- mencapai 55% terutama di daerah laut tropik, karena suhunya tinggi dan penguapan besar. Di daerah tropik, suhu laut sekitar 25 °C. Perbedaan suhu bagian atas dan bawah tinggi, sehingga terdapat batas antara lapisan air yang panas di bagian atas dengan air yang dingin di bagian bawah yang disebut daerah termoklin. Hewan yang bisa dijumpai di laut antara lain, ikan hiu, paus, ikan tuna, dll.
c)      Ekosistem Estuari (Muara) 
Estuari (muara) merupakan tempat bersatunya sungai dengan laut. Estuari sering dipagari oleh lempengan lumpur intertidal yang luas atau rawagaram. Ekosistem estuari memiliki produktivitas yang tinggi dan kaya akan nutrisi . Komunitas tumbuhan yang hidup di estuari antara lain rumput rawa garam, ganggang, dan fitoplankton.  Komunitas hewannya antara lain berbagai cacing, kerang, kepiting, dan ikan sembilang.
d)     Ekosistem Pantai 
Pantai adalah wilayah yang menjadi batas antara daratan dan lautan. Komponen biotik pantai terdiri dari tumbuhan dan hewan yang hidup di daerah pantai, sedangkan komponen abiotik pantai terdiri dari gelombang, arus, angin, pasir, batuan dan sebagainya. Hutan Mangrove adalah salah satu contoh ekosistem di daerah pantai. Di daerah hutan mangrove hidup berbagai jenis hewan seperti kera, kepiting, ular dan udang.
e)      Ekosistem Sungai 
Sungai adalah suatu badan air yang mengalir ke satu arah. Air sungai dingin dan jernih serta mengandung sedikit sedimen dan makanan. Aliran air dan gelombang secara konstan memberikan oksigen pada air. Suhu air bervariasi sesuai dengan ketinggian dan garis lintang. Ekosistem sungai dihuni oleh hewan seperti ikan gurame, kura-kura, ular dan buaya
f)       Ekosistem Terumbu Karang 
Ekosistem ini terdiri dari coral yang berada dekat pantai. Efisiensi ekosistem ini sangat tinggi. Hewan-hewan yang hidup di karang memakan organisme mikroskopis dan sisa organik lain. Berbagai invertebrata, mikro organisme, dan ikan, hidup di antara karang dan ganggang. Herbivora seperti siput, landak laut, ikan, menjadi mangsa bagi gurita, bintang laut, dan ikan karnivora. Kehadiran terumbu karang di dekat pantai membuat pantai memiliki pasir putih. 
g)      Ekosistem Laut Dalam (Deep Sea)
Kedalamannya lebih dari 6.000 m.  Biasanya terdapat lele laut dan ikan laut yang dapat mengeluarkan cahaya. Sebagai produsen terdapat bakteri yang bersimbiosis dengan karang tertentu. Laut dalam merupakan daerah yang tidak dapat tertembus oleh sinar matahari, sehingga suasana pada kedalaman tersebut adalah gelap, kemudian pada kedalaman tersebut tekananb ertambah dan suhu airpun menurun. Zona yang demikian disebut “Twilight Zone”. Pada zona ini semua hewan laut terlihat transparan atau tembus pandang, hal tersebut merupakan sebuah mekanisme bertahan hidup makhluk-makhluk laut agar tidak dengan mudah dimangsa. Oleh sebab itulah pada “Twilight Zone” sebisa mungkin hewan-hewan laut untuk tidak terlihat, terutama oleh pemangsa. Contoh dari hewan-hewan laut yang mampu hidup pada zona ini adalah Phronima, Cumi-cumi, Amoeba, Comb Jelly, Cope pod, dan ikan Hatchet. 
h)      Ekosistem Lamun (Seagrass) 
Lamun atau seagrass adalah satu‑satunya kelompok tumbuh-tumbuhan berbunga yang hidup di lingkungan laut. padang lamun yang luas lebih sering ditemukan di substrat lumpur-berpasir yang tebal antara hutan rawa mangrove dan terumbu karang. Padang lamun merupakan ekosistem yang tinggi produktivitas organiknya, dengan keanekaragaman biota yang juga cukup tinggi. Pada ekosistem ini hidup beraneka ragam biota laut, seperti ikan, krustasea, moluska (Pinna sp., Lambis sp., Strombus sp.), Ekinodermata (Holothuria sp., Synapta sp., Diadema sp., Archaster sp., Linckia sp.), dan cacing Polikaeta. Tumbuhan lamun ini hidup di habitat perairan pantai yang dangkal. Seperti hal nya rumput di darat, mereka mempunyai tunas berdaun yang tegak dan tangkai‑tangkai yang merayap yang efektif untuk berbiak. Berbeda dengan tumbuh‑tumbuhan laut lainnya (alga dan rumput laut), lamun berbunga, berbuah dan meng hasilkan biji. Mereka juga mempunyai akar dan sistem internal untuk mengangkut gas dan zat‑zat hara. Sebagai sumber daya hayati, lamun banyak dimanfaatkan untuk berbagai keperluan.

3. Ekosistem Buatan 



Ekosistem buatan adalah ekosistem yang diciptakan manusia untuk memenuhi kebutuhannya. Ekosistem buatan mendapatkan subsidi energi dari luar, tanaman atau hewan peliharaan didominasi pengaruh manusia, dan memiliki keanekaragaman rendah. Contoh ekosistem buatan adalah:
  1. Bendungan 
  2. hutan tanaman produksi seperti jati dan pinus 
  3. agroekosistem berupa sawah tadah hujan 
  4. sawah irigasi 
  5. perkebunan sawit 
  6. ekosistem pemukiman seperti kota dan desa·         ekosistem ruang angkasa.
Lingkungan dan Ekosistem
Menurut Associated Programme on Flood Management (2006), lingkungan terdiri dari unsur-unsur udara, air, tanah, sumberdaya alam, flora, fauna, manusia dan keterkaitan antara unsur-unsur tersebut. Pada suatu sistem sungai, kondisi lingkungan dari suatu bantaran sungai atau bantaran banjir ditentukan oleh iklim, karakteristik fisik dan regim aliran sungai yang terbentuk, berbagai ekosistem penyusunnya, dan perlakuan manusia terhadap bantaran sungai tersebut. Sedangkan ekosistem adalah suatu sistem yang dinamis dari tumbuhan, binatang, dan kelompok mikroorganisme serta lingkungannya yang berinteraksi sebagai kesatuan fungsional. Selain itu, sebuah ekosistem mempunyai struktur atau organisasi yang dibentuk oleh komponen-komponen hayati dan non-hayati yang berinteraksi secara berbeda. Makin banyak jumlah elemen dalam suatu sistem yang mencakup ekosistem dan interaksi yang saling menguntungkan, maka gangguan yang terjadi dalam suatu ekosistem akan makin efektif untuk diseimbangkan. Sehingga, ekosistem sebenarnya dapat kembali ke kondisi awalnya setelah terjadi gangguan, namun pada saat yang sama akan sulit untuk diciptakan kembali jika sudah telanjur rusak. Oleh karena itu sangatlah penting upaya untuk memahami sekaligus melindungi struktur dan fungsi dari ekosistem yang kompleks seperti ekosistem hutan, pantai, rawa dan sungai untuk mengurangi bencana banjir dan tanah longsor.

Ekosistem dan Manusia
Menurut Millenium Ecosystem Assessment (2005), manusia mendapatkan banyak manfaat dari jasa yang diberikan oleh ekosistem yang meliputi jasa penyediaan, jasa pengaturan, dan jasa kultural. Jasa penyediaan oleh ekosistem adalah produk yang diperoleh dari ekosistem seperti makanan, serat, bahan bakar, obat-obatan alami, sumber air, dan biokimia. Sedangkan jasa pengaturan oleh ekosistem antara lain adalah pengaturan aliran air pada sistem sungai melalui proses limpasan dan pengisian kembali cekungan air tanah. Jika suatu ekosistem sungai tidak dipelihara dengan baik, maka fungsinya akan terganggu, sehingga akan mengurangi service yang diberikan dan akan mengubah respon terhadap regim aliran sungai yang sangat dipengaruhi oleh perubahan kapasitas penampungan air. Sebagai contoh, suatu bantaran sungai yang sudah beralih fungsi menjadi tempat sampah atau pemukiman akan mengurangi kapasitas penampungan sungai tersebut, sehingga tidak bisa lagi berfungsi untuk mengalirkan air saat debit puncak pada musim hujan. Hal ini juga berlaku untuk ekosistem hutan dan ekosistem pantai. Suatu ekosistem pantai yang terdiri dari hutan bakau dan terumbu karang yang terpelihara dengan baik memberikan jasa berupa pengaturan intensitas dan pengurangan resiko kerusakan akibat bencana gelombang pasang. Hutan yang terjaga dengan baik di hulu suatu daerah aliran sungai akan memberikan jasa berupa pengurangan resiko bencana tanah longsor di daerah tersebut dan berfungsi sebagai daerah resapan air. Pada kenyataannya beberapa hal seperti pertumbuhan penduduk, kemiskinan, budaya konsumerisme, pengembangan pertanian intensif, industrialisasi, urbanisasi, pengembangan infrastruktur transportasi, dan pengembangan pariwisata yang semuanya terkait dengan aspek sosial-ekonomi yang dilakukan oleh manusia menyebabkan kerusakan lingkungan dan ketidakseimbangan ekosistem. Ketika kerusakan lingkungan meluas dan ekosistem sudah tidak lagi seimbang, maka bencana pun tak terelakkan, dan yang paling menderita adalah manusia. Oleh karena itu, seharusnya kegiatan pembangunan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat luas harus diimbangi dengan upaya menjaga kelestarian lingkungan dan keseimbangan ekosistem agar bencana dapat dikurangi.

IV.             PENUTUP
KESIMPULAN
Pada umumnya ekosistem memiliki 2 jenis, yaitu  ekosistem daratan dan ekosistem perairan. Kelestarian lingkungan dan keseimbangan ekosistem dapat dijaga, dan bencana yang terjadi dapat dikurangi, jika semua pemangku kepentingan bersama-sama berupaya untuk melestarikan lingkungan dan menjaga keseimbangan ekosistem yang diawali dengan kesadaran diri sendiri. Pemangku kepentingan dalam hal ini adalah masyarakat luas antara lain penduduk, pemerintah, pemuka agama, industri, perguruan tinggi, sekolah, aparat penegak hukum, dan lembaga swadaya masyarakat.

SARAN
Bagi para pembaca, diharapkan untuk dapat menjaga keseimbangan ekosistem dengan berperilaku hidup bersih dan sehat yang diawali dari diri sendiri dan lingkungan sekitar, yang pada akhirnya dapat memberi pengaruh baik pada masyarakat, bangsa dan Negara.





















Tidak ada komentar:

Posting Komentar